No comment yet

Mengambil Hikmah dari Kegiatan Mentoring

 



Sahabat muslim, sudah rajinkah anda mengikuti kegiatan mentoring? Jika belum berarti anda telah melewatkan kesempatan dan hikmah besar dibaliknya... 

Dari pengertiannya, mentoring atau liqa’ (arti harfiahnya: berkumpul) ini adalah kegiatan yang diikuti oleh 5-20 orang dengan satu orang sebagai murabbi atau narasumber. Kegiatan ini berbentuk seperti semacam pengajian dalam lingkup kecil dengan pesertanya duduk membentuk lingkaran. Dari kegiatan ini, dilakukan aktivitas seperti syiar membahas nilai-nilai Islam, musyawarah, dan sharing tanya jawab.

Kegiatan mentoring ini dilaksanakan setiap hari sabtu siang sepulang sekolah di masjid SMAN 1 Pati. Kegiatannya adalah mengumpulkan siswa dari setiap kelas dengan menyertakan satu orang dewasa sebagai mentor atau murabbi. Dari pertemuan ini, para siswa diajak untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. Seperti membaca Al-qur’an dan diberikan siraman-siraman rohani juga motivasi dan musyawarah. Tak jarang pada  prakteknya, kegiatan ini juga berfungsi sebagai ajang koreksi diri dan sharing pengalaman antar siswa dan mentornya. 

Dari sejarahnya, kegiatan semacam mentoring ini telah dilaksanakan sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Pada mulanya, kegiatan ini dilaksanakan secara sembunyi-sembunyi di tempat disebut Darul Arqam. Nabi Muhammad mengajak pengikutnya untuk berkumpul disuatu tempat untuk berdakwah tentang keislaman. Pada zaman ini, kegiatan mentoring atau liqo’ ini dilaksanakan pada malam hari, karena masih banyak orang kafir yang tidak senang dengan kehadiran agama islam. 

Rasulullah SAW, mengajarkan kepada para pengikutnya tentang nilai-nilai Islam pada kegiatan ini. Dari kegiatan inilah muncul orang-orang yang disebut Assabiqunal Awwalun, atau orang-orang yang pertama masuk Islam. Dari orang-orang inilah, sejarah perkembangan syiar Islam bermula. Bermula dari ajaran nilai-nilai Islam yang diberikan Rasulullah, mereke menyiarkannya kembali dan akhirnya syiar Islam berkembang dengan pesat. Subhanallah...

Setelah melihat sejarah kegiatan mentoring tersebut, apa yang bisa kita dapatkan dari kegiatan ini? Dari kegiatan ini, seharusnya kita bisa memanfaatkannya dengan baik. Dari kegiatan mentoring ini, kita bisa meningkatkan nilai keimanan kita. Kita juga bisa sharing dan dan bertanya kepada mentor kita tentang bermacam hal tentang Islam. Yang pada muaranya adalah bertujuan untuk ‘Upgrading Iman”

Tetapi, seperti kebanyakan kegiatan yang lainnya, kegiatan mentoring inipun awalnya kurang mendapat respon positif dari siswa. Pada awal pelaksanaan mentoring, banyak siswa yang mengeluh dan tidak mengikuti kegiatan ini. Alasannya adalah, karena mereka lelah dan ingin segera pulang. Hal itu memang bisa dimaklumi, karena banyak dari siswa yang rumahnya jauh dari sekolah. Tapi, apa salahnya mengikuti kegiatan ‘upgrading iman’ ini barang sebentar saja?

Berkaca dari pengalaman kelas kami, kelas X-7 dalam mengikuti kegiatan mentoring, banyak dari teman-teman saya yang tidak mengikuti kegiatan ini pada mulanya. Atau dalam arti lain, mereka bolos. Padahal, sekolah telah mewajibkan seluruh siswa beragama Islam untuk mengikuti kegiatan ini. Akhirnya, kami mendapat pembinaan dari sekolah dan guru agama Islam. Walaupun dengan sedikit paksaan kami mengikuti kegiatan mentoring. Ya, paksaan, karena guru agama Islam kami sempat memberikan sanksi pada siswa yang bolos mentoring.
Pada mulanya, banyak dari teman-teman saya mengikuti mentoring hanya karena ingin menhindari sanksi dari guru agama Islam, bukan karena dilandasi niat dan keikhlasan yang tulus dari diri mereka sendiri. Tetapi, setelah mengikuti beberapa pertemuan mentoring, berangsur-angsur mereka mulai rajin dan ikhlas mengikuti kegiatan tersebut. Sejalan dengan itu, guru agama Islam pun mulai menghilangkan sistem sanksi kepada siswa, melihat siswa tanpa dipaksa pun sudah ikhlas dan bersemangat untuk mengikuti kegiatan mentoring. Memang, untuk kegiatan yang baru dilaksanakan di SMA seperti ini, kadang perlu suatu dorongan agar siswa mau mengikutinya...

Perubahan sikap siswa-siswa yang mulanya malas dan enggan mengikuti menjadi ikhlas dan bersemangat untuk mengikuti kegiatan mentoring ini memang beralasan. Bagi siswa yang baru mengikuti mentoring, mungkin dia berpikir bahwa kegiatan ini hanya membuang-buang waktu saja. Mengurangi waktu pulang kita saja. Tetapi tanpa mengikuti kegiatannya, mana bisa kita menilai suatu kegiatan? Banyak perubahan yangkelas kami rasakan setelah mengikuti kegiatan mentoring bersama mentor-mentor kami, Mas Suparman dan Mbak Dwi Annisa. 

Dari mantor-mentor kami ini, waktu satu setengah jam seperti berlalu dengan cepat. Karena kegiatan ini memang kami rasakan sangat membantu kami dalam membangun karakter dan memperbaiki kualitas iman kami sendiri. Kagiatan kami, diawali dengan membaca dan menyimak Al-qur’an, kemudian membahas tafsirnya. Kemudian, masuk ke materi mentoring. Mentor menjelaskan suatu materi, kemudian kami bertanya dan minta penjelasan. Selain itu, ada juga sesi sharing dan tanya jawab. Pada sesi inilah terbangun suatu sistem pembelajaran dan pembangunan karakter yang cukup efektif. 

Nah, bagaimana dengan anda? Sudahkah anda rajin dan mengambil hikmah dari kegiatan mentoring ini?

Read more »